Kamis, 09 Februari 2012
SINOPSIS TARI BERPASANGAN
Diawali dengan penari cewek membangunkan penari cowok untuk bekerja mendodos sawit.Setelah bangun,cowok langsung mengambil alat pendodos sawit dan mengasahnya.sedangkan cewek menyiapkan bekal dan memasukkan ke "perikek".setelah itu mereka pergi ke kebun dengan bergandengan.sesampai di kebun cowok langsung mendodos dan cewek mengumpulkan sawit yang telah didodos.
kemudian mereka beristirahat sambil makan siang .setelah makan mereka memasukkan hasil dodos ke mobil pengangkut dan akhirnya mereka pulang dengan bergandengan pula.
TARI DAERAH KUANTAN SINGINGI
Tari Pasambahan yang bernama Tari Somba Cerano berasal dari Budaya Kuansing yang dikograferi (diciptakan) oleh Tom Ibnur salah koreogfer handal dan profesional yang berasal dari Kota Bengkulu. Pengalaman menari dan mencipta dibuktikan dengan pengalamannya dengan terus mengikuti festival Tari tingkat nasional dan Internasional. Tom Ibnur pernah mengikuti perkuliahan jurusan Seni Tari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) , sekarang sudah berubah status menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang yang saat ini berdomisili di Kota Bengkulu.
Seni Tari Somba Cerano ini merupakan tarian penyambutan dan upacara selamat bagi para tamu yang dihormati dan diagungkan. Para penari pria menarikan tari pedang yang merupakan simbol sebagai pagar negeri, pelindung bagi masyarakat maupun tetamu. Sedangkan penari wanita menari dan membawa cerano berisikan sekapur sirih yang akan dipersembahkan untuk para tetamu. Persembahan ini merupakan simbol keterbukaan, persaudaraan, serta penerimaan dengan hati yang suci dan tulus.
Instrumen yang digunakan dalam Seni Tari Somba Cerano
~ Accordion,
~ Biola,
~ Jedor,
~ Jimble,
~ Kotuak-kotuak,
~ Gong.
Musik Pengiring yang digunakan diambil dari Seni Musik Budaya Kuansing diantaranya:
* Menganyam,
* Olang Binti,
* Lomak Dek Awak Ketuju Dek Urang
TOKOH-TOKOH TARI INDONESIA
Penata Tari bagi Nurani Manusia
2.Tati Saleh
Ayahnya, Abdullah Saleh, adalah seorang seniman yang juga berprofesi sebagai Kepala Kebudayaan Ciamis, sedangkan ibunya adalah pengajar seni tari dan tembang. Selain ayahnya, Tati Saleh mempelajari seni tari dari R. Enoch Atmadibrata, Ono Lesmana, serta tokoh tari Sunda, R. Cece Somantri.
Di Konservatori Karawitan (Kokar), ia dan beberapa rekannya menggubah beberapa Seni Ibing Jaipongan seperti Lindeuk Japati, Rineka Sari, Mega Sutra. Pada tahun 1960-an, ia juga, bersama Indrawati Lukman, Irawati Durban, Tien Sapartinah dan Bulantrisna Jelantik, dikenal sebagai penari istana.
Saleh meninggal dunia pada 9 Februari 2006 akibat komplikasi luka lambung, vertigo dan diabetes. Ia meninggalkan suaminya, Maman Sulaeman dan tiga orang anak.
3. Farida Oetoyo
JENIS - JENIS TARI DI INDONESIA
Jenis tari Berdasarkan Jumlah Penari
- Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah )
- Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat)
- Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.
- Sederhana ( pakaian,rias,gerak dan ringan )
- Tidak mengindahkan norma-norma keindahan
- Memiliki kekuatan magis
- Mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi
- Hidup dikalangan raja-raja
- Adanya standarisasi
- Gathotkaca Gandrung
- Bondabaya
- Bandayuda
- Palguna-palgunadi
- Retna Tinanding
- Srikandi Bisma
- dll
- Tari Kupu-Kupu
- Tari Merak
- Tari Roro Ngigel
- Tari Ongkek Manis
- Tari Manipuri
- Tari Roro Wilis,dll
- Caca
- Break Dance
- Penari Latar
- Samba
- Joged dari Bali
- Ronggeng atau Tarub Dari Blora
- Kethuk Tilu dari Jawa Barat
- Orek-Orek dari Surakarta
- Lengger dari Banyumas
- Tari Pendhet
- Tari Rejang
- Tari Lenggeran
- Tari Gambyomg
- Tari Orek-Orek
- Tari Pantomim
- Tari Erotik
- Tari Kepahlawanan
- Dramatari
- Tari Tenun
- Tari Bathik
- Tari Nelayan
- Tari Tani
- Tari Kupu-Kupu,Dll.
- Tari Gatotkaca Gandrung
- Tari Karonsih
- Tari Serampang Dua Belas
- Tari Enggar-Enggar
- Tari Jalung Mas, Dll
- Tari Kuda Kepang
- Tari Seudati
- Tari Mandau
- Tari Soreng
- Taroi Anoman Rahwana,Dll.
- Dramatari Rara Mendhut Pranacitra
- Drama Tari Ranggalawe Gugur
- Dramatari Gajah Mada
- Dramatari Arjuna Wiwaha
- Dramatari Sang Pambayun, dll.
PENGERTIAN SENI TARI
Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika
Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.
Seperti dikutip oleh M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari (Jazuli, 1994:44).
Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV), maupun berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus
berupa pergelaran tari,dan acara tontonan dalam kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan, perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan dengan adat.
Tari merupakan salah satu cabang seni, di mana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja.
Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat.
Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya.